Pesugihan Buto Ijo dan Akibatnya Bagi Pelaku Mengerikan
Iklan Tautan
CeritaGaib.com - Buto ijo tidak hanya dikenal oleh masyarakat jawa sebagai salah satu hantu yang kerap menampakkan diri di hadapan manusia melainkan juga dikenal sebagai salah satu jenis pesugihan. Pesugihan buto ijo memang sangat populer di tanah jawa khususnya pada tahun tujuh puluh hingga delapan puluhan.
Cerita gaib sekaligus miterius ini rupanya berkembang pada masyarakat jawa karena memang banyak oknum-oknum sesat pada masa lalu yang melakukan persekutuan dengan jenis jin genderuwo yang mampu mewujudkan kekayaan bagi pemujanya.
Lantas apakah Buto Ijo itu merupakan jenis genderuwo dan bagaimana seseorang bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib ini? Simak penuturan teman Eyang di bawah ini.
Buto Ijo dan Genderuwo sama-sama jenis makhluk gaib yang digambarkan memiliki penampakan raksasa. Saking besarnya makhluk tersebut ada pula yang mengatakan jika seseorang berada tepat di hadapannya maka dia tidak akan bisa melihat wajah atau kepada makhluk astral tersebut. (Simak Juga: Cerita Pesugihan Nyi Roro Kidul dan Blorong).
Namun demikian ada suatu perbedaan antara buto ijo dan genderuwo dimana genderuwo merupakan sosok makhluk halus tak kasap mata yang berfisik tinggi besar dan berbulu. Beberapa saksi mata yang pernah melihat genderuwo mengaku jika sosok tersebut sangat besar dan tinggi, bahkan tingginya bisa menyerupai pohon kelapa hingga puluhan meter.
Berbeda dengan genderuwo, sosok buto ijo dikenal oleh masyarakat layaknya topeng “Buto” layaknya topeng di suatu pertunjukan jathilan. Bermata besar, bertubuh tinggi, bertaring tajam, dan berwarna hijau menjadi gambaran paling umum pada jenis makhluk ini.
Selain memiliki ciri berbeda konon Buto Ijo merupakan suatu makhluk yang sengaja diadopsi oleh seseorang untuk kepentinga pesugihan. Ya, suatu ritual dan laku sesat yang kerap diceritakan oleh orang-orang jawa pada tahun 70-an hingga 90-an yang lalu.
Membakar menyan dan mempersembahkan sesaji menjadi ritual khusus yang dilakukan oleh pelaku untuk memanggil keberadaan Buto Ijo. Bahkan di beberapa tempat seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur diyakini pelaku pesugihan buto Ijo diharuskan mempersembahkan tumbal guna mendapatkan keinginannya yakni bersekutu dengan jin yang diyakini mampu mendatangkan kekayaan tak terbatas.
Cerita menyeramkan dalam ritual pesugihan buto ini kerap dikisahkan jika pelaku rela dan tega mengorbankan anggota keluarga baik anak maupun kerabat dekat sebagai tumbal pelicin ritual mereka.
Konon si pelaku pesugihan buto ijo senantiasa merenovasi rumahnya sekaligus mengecat dinding dengan warna hijau mencolok.
Dengan melakukan pemujaan terhadap Buto Ijo bisa dipastikan orang tersebut tidak lagi memiliki belas kasih pada orang lain. Karena dia saja rela menumbalkan anggota keluarga apalagi orang lain. Kabarnya jika dalam suatu dekade atau sesuai perjanjian yang telah disepakati si pelau tidak dapat memberikan tumbal maka dia sendiri yang akan terbunuh dengan cara mengenaskan entah itu suatu kecelakaan kerja maupun suatu penyakit aneh yang tak terobati.
Dengan membaca cerita pesugihan buto ijo dan akibatnya di atas sudah sepantasnya Eyang ingatkan pada para pembaca semua untuk senantiasa menjauhi berbagai hal berbagu klenik yang akan menjerumuskan kita ke dalam suatu persekutuan terhadap bangsa jin. Perlu kita ingat bersama jika tujuan syetan dan jin menyesatkan manusia yakni ingin menggelincirkan kita agar jatuh ke neraka jahanam.
Cerita gaib sekaligus miterius ini rupanya berkembang pada masyarakat jawa karena memang banyak oknum-oknum sesat pada masa lalu yang melakukan persekutuan dengan jenis jin genderuwo yang mampu mewujudkan kekayaan bagi pemujanya.
Lantas apakah Buto Ijo itu merupakan jenis genderuwo dan bagaimana seseorang bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib ini? Simak penuturan teman Eyang di bawah ini.
Perbedaan Buto Ijo dan Genderuwo
Namun demikian ada suatu perbedaan antara buto ijo dan genderuwo dimana genderuwo merupakan sosok makhluk halus tak kasap mata yang berfisik tinggi besar dan berbulu. Beberapa saksi mata yang pernah melihat genderuwo mengaku jika sosok tersebut sangat besar dan tinggi, bahkan tingginya bisa menyerupai pohon kelapa hingga puluhan meter.
Berbeda dengan genderuwo, sosok buto ijo dikenal oleh masyarakat layaknya topeng “Buto” layaknya topeng di suatu pertunjukan jathilan. Bermata besar, bertubuh tinggi, bertaring tajam, dan berwarna hijau menjadi gambaran paling umum pada jenis makhluk ini.
Selain memiliki ciri berbeda konon Buto Ijo merupakan suatu makhluk yang sengaja diadopsi oleh seseorang untuk kepentinga pesugihan. Ya, suatu ritual dan laku sesat yang kerap diceritakan oleh orang-orang jawa pada tahun 70-an hingga 90-an yang lalu.
Ritual Pesugihan
Ritual pesugihan Buto Ijo berbeda dengan jenis pesugihan nyi roro kidul dan blorong yang identik dilakukan di pinggiran segara kidul atau pantai laut selatan jawa ritual ini biasa dilakukan di bawah pohon keramat maupun di suatu tempat yang diyakini terdapat jin penguasa baik di sebuah pemakaman tua, bantaran sungai, hingga tempat pemujaan lain seperti petilasan. (Simak juga: Dihantui Jin Penunggu Benda Bertuah).Membakar menyan dan mempersembahkan sesaji menjadi ritual khusus yang dilakukan oleh pelaku untuk memanggil keberadaan Buto Ijo. Bahkan di beberapa tempat seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur diyakini pelaku pesugihan buto Ijo diharuskan mempersembahkan tumbal guna mendapatkan keinginannya yakni bersekutu dengan jin yang diyakini mampu mendatangkan kekayaan tak terbatas.
Cerita menyeramkan dalam ritual pesugihan buto ini kerap dikisahkan jika pelaku rela dan tega mengorbankan anggota keluarga baik anak maupun kerabat dekat sebagai tumbal pelicin ritual mereka.
Konon si pelaku pesugihan buto ijo senantiasa merenovasi rumahnya sekaligus mengecat dinding dengan warna hijau mencolok.
Akibat Pesugihan Buto Ijo
Jika kita logika dengan nalar tentu saja jenis pesugihan apapun termasuk Buto Ijo akan merusak keimanan seseorang karena bersekutu dengan selain Allah. Selain dilanda ketidaktentraman keluarga pemelihara Buto Ijo juga akan dirundung masalah baik di dunia maupun azab pedi di akhirat.Dengan melakukan pemujaan terhadap Buto Ijo bisa dipastikan orang tersebut tidak lagi memiliki belas kasih pada orang lain. Karena dia saja rela menumbalkan anggota keluarga apalagi orang lain. Kabarnya jika dalam suatu dekade atau sesuai perjanjian yang telah disepakati si pelau tidak dapat memberikan tumbal maka dia sendiri yang akan terbunuh dengan cara mengenaskan entah itu suatu kecelakaan kerja maupun suatu penyakit aneh yang tak terobati.
Dengan membaca cerita pesugihan buto ijo dan akibatnya di atas sudah sepantasnya Eyang ingatkan pada para pembaca semua untuk senantiasa menjauhi berbagai hal berbagu klenik yang akan menjerumuskan kita ke dalam suatu persekutuan terhadap bangsa jin. Perlu kita ingat bersama jika tujuan syetan dan jin menyesatkan manusia yakni ingin menggelincirkan kita agar jatuh ke neraka jahanam.